22.01
0
Dering alarm handponeku berdentang keras sehingga segera saja membuatku jatuh terlonjak karena terkejut yang luar biasa. Malam itu begitu sepi. Aku sama sekali tak mendengar anak – anak berkeliling kampung membangunkan para rakyat untuk segera sahur dengan pentongan, dan gallon air yang mereka buat layaknya gendang – gendangan seperti bunyi drum dalam alunan musik yang biasanya kami dengar. Agak aneh, Ibu yang biasanya juga sudah terbangun menyiapkan makanan ternyata juga belum bangun. Ternyata kami terlambat bangun. Aku terlonjak saat ketika aku melihat dan menyadari bahwa jam itu telah berdentang cukup lama sehingga menunjukkan pukul 04.05 menit. Tanda bahwa 25 menit lagi adzan subuh akan segera berkumandang. Akhirnya akupun berlari dari kamarku menuju kamar Ibu dan Ayah. Membangunkan mereka dan mengingatkan bahwa ternyata kami kesiangan. Tak lupa pula kamar kakakku yang kedua menjadi sasaran. Aku berteriak memanggil nama kakakku agar ia bangun dengan segera. Ibu, yang tersadar aku sedang berteriak didalam rumah pun segera melompat dari tempat tidur. Berlari ke arahku dan melihat jam di dinding telah menunjukkan jam 04.10. Segera saja Ibuku langsung pergi ke dapur, sambil memarahi dirinya sendiri karena terlambat bangun. Untung saja alarm itu membangunkanku, kalau tidak aku yakin bahwa kami tidak akan sahur malam itu. Aku terheran – heran melihat Ibuku, yang ternyata belum sempat mencuci muka sehabis tidur tadi. Menu sahur malam itu menjadi menu sahur paling istimewa karena Ibu hanya sempat menggoreng ayam yang telah ada di lemari pendingin serta telur goreng yang kurasa rasanya cukup mantap. Kami sekeluarga akhirnya makan dengan lahapnya sambil terburu – buru takut adzan subuh itu berkumandang dan bersahut – sahutan sehingga memaksa kami untuk berhenti makan. Alhamdulillah saat adzan terdengar sahut – sahutan, kami sekeluarga telah menyelesaikan makan sahur. Menikmati sisa – sisa rasa keterkejutan kami karena hari itu kami baru merasakan terlambat bangun di bulan puasa ini untuk pertama kalinya. Segera setelah adzan itu berhenti berkumandang, kami menggelar sajadah, mengambil air wudhu serta memakai mukena untuk sholat subuh berjamaah.

0 komentar:

Posting Komentar